Senin, 16 April 2012

HESTIA: dewi yang membawa kehangatan dalam keluarga



Alkisah suatu hari, suatu senja di musim dingin… di dalam gubuk yang sangat sederhana dimana keluarga pekerja biasa tinggal, anggota keluarga sedang berkumpul mengelilingi tungku perapian yang hangat. Di tungku itu menyala api yang asapnya keluar melalui sebuah lubang di langit-langit atap. Sang ibu sedang memasak masakan di atas api tersebut.

Keluarga sederhana itu telah duduk di depan perapian. Dalam kehangatan api mereka bersantai dan berseda gurau setelah lelah bekerja sehari penuh di ladang. Sang ayah bercengkerama dengan putra sulungnya sementara anak perempuannya yang manja minta dipangku oleh sang kakek.

Beberapa saat kemudian masakan sudah matang, sang ibu mengambil panci yang berisi makanan dari atas api dan membukanya. Bau harum sup yang lezat dan gurih segera merebak ke seluruh ruangan. Ia menyajikan makan malam berupa roti gandum dan sup yang masih hangat mengepul dengan segenap cinta kasih kepada seluruh anggota keluarga.

Itulah gambaran kehidupan keluarga Yunani ribuan tahun yang lalu dan dewi apa yang namanya mereka sebut saat makanan dihidangkan dan saat selesai bersantap? Nama dewi itu adalah Hestia, yang menurut penyair besar Homeros, dewi yang paling dicintai dan dihormati oleh manusia. Karena Hestia adalah dewi rumah tangga, keluarga dan api tungku yang tak pernah padam.



Hestia seperti halnya dewi Athena dan Artemis, tidak menikah dan tetap perawan. Cintanya hanyalah untuk manusia dan kehangatan keluarga. Tidak heran ia dicintai manusia melebihi dewa-dewa Olympos lainnya karena manusia mencintai kehangatan, kedamaian dan kehidupan yang damai. Manusia lebih mencintai dewa-dewi yang rendah hati dan lebih dekat dengan manusia.

Memang di zaman itu, di saat menyalakan api bukanlah perkara yang mudah, api tungku harus tetap menyala di setiap rumah. Bila sampai api itu padam, dipercaya bencana besar akan menimpa rumah tersebut. Api perapian dijaga turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Saat anak-anak tumbuh dewasa dan menikah, mereka mengambil bara yang menyala dari rumah ayah mereka untuk dinyalakan di rumah yang baru. Mereka menjaga nyala api dan kehangatannya selama ratusan bahkan ribuan tahun dan akan membela mati-matian bila ada ada yang ingin memadamkannya.

Selain di dalam rumah, di setiap kota juga dapat ditemui sebuah bangunan yang disebut pritaneion. Di dalamnya terdapat altar pemujaan untuk Hestia dan api abadi yang terus-menerus menyala. Bila penduduk kota itu pergi untuk mendirikan koloni di daerah lain, mereka membawa api dari altar itu untuk dinyalakan di altar baru di kota yang akan mereka bangun.

Nyala api ini akan selalu mengingatkan mereka akan ikatan suci antara kota baru dan kota asal mereka, dan melambangkan kerinduan kepada kampung halaman mereka...

Prayudi~Greek mythology reteller

achilles79.multiply.com

1 komentar: