Athena dan Tiresias
“Adalah diantara warga Thebes, seorang peramal bernama Teiresias, putra Eueres dan peri Khariklo… dan ia tidak bisa melihat… Konon, kebutaannya itu disebabkan oleh Athena” (Apollodorus, The Library)
Athena hanya mencintai keindahan dan keterampilan para seniman sejati. Ia mengingkari kesenangan pada diri sendiri, sebab itu ia tidak pernah jatuh cinta dan menikah. Maka tidak heran saat seorang laki-laki memergokinya sedang tidak berbusana, Athena merasa sangat malu dan terhina. Walaupun laki-laki itu tidak bermaksud jahat dan tidak sengaja, sang dewi menutup kedua mata laki-laki itu dan lelaki malang itu kehilangan penglihatannya.
Ketika Athena melihat laki-laki buta itu berjalan tersaruk-saruk, ia merasa iba dan ingin mengembalikan penglihatnnya seperti semula, tetapi itu tidak mungkin. Jadi untuk memperbaiki kesalahannya, Athena mempertajam pendengaran laki-laki itu sehingga mengerti bahasa burung dan bisa meramal masa depan serta menghadiahkannya tongkat kayu ajaib yang dapat menuntunnya seperti orang yang bisa melihat.
Laki-laki itu adalah Teiresias yang kemudian menjadi peramal terbesar dan namanya sering disebut-sebut dalam sejarah Mitologi Yunani.
Athena dan Arakhne
Di saat-saat sang dewi sedang sendirian, ia lebih senang melakukan kegemarannya, yaitu menenun. Kalau Athena sedang menenun dan menyulam, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bekerja dengan alat tenunnya dan melupakan semua persoalan. Keahliannya ini kemudian diajarkannya kepada manusia hingga semua wanita bisa menenun sebaik dan hasilnya seindah hasil tenunannya.
Tapi tak seorangpun wanita di dunia yang berani menyombongkan hasil tenunnya melebihi karya sang dewi, kecuali satu orang. Wanita yang berasal dari Lydia itu bernama Arakhne yang angkuh dan sering meremehkan hasil karya orang lain. Hasil tenunannya memang sangat bagus dan indah sehingga keahliannya hampir menyamai keahlian Athena.
Suatu hari di depan orang banyak yang mengagumi hasil tenunannya, Arakhne kembali menyombongkan dirinya bahwa ia lebih baik dari Athena dan menantang sang dewi untuk datang dan membuktikan siapa yangterbaik di antara mereka berdua.
Athena yang ingin menghukum wanita sombong ini, segera menemui Arakhne dan menjawab tantangannya. Keduanya berlomba-lomba menyelesaikan tenunannya dengan gerakan cepat dan lincah. Jari-jari mereka menari di antara benang warna-warni dan menyulamnya hingga menjadi hasil karya yang begitu menakjubkan.
Setelah selesai, keduanya memamerkan hasil tenunannya di depan semua orang. Karya sang dewi menggambarkan Akropolis yang permai dan seluruh dewa-dewa Olympos tampak sedang berkumpul di dekat Kekrops untuk menentukan siapa yang berhak melindungi kota, Poseidon atau Athena. Seluruh gambar itu dibingkai oleh rangkaian buah zaitun sehingga memepercantik hasil tenunan Athena itu.
Sedangkan Arakhne, dengan hasil karya yang sama sempurnanya seperti karya Athena, sebaliknya menggambarkan dewa-dewa Olympos penuh penghinaan dan penuh nafsu liar. Ia memang bermaksud untuk merendahkan dan menghina dewa-dewa Olympos di atas tenunannya itu. Ketika melihat hasil karya Arakhne yang sempurna tanpa cacat, kemarahan Athena tak tertahankan lagi. Ia segera merobek-robek hasil karya Arakhne dan membuangnya ke lantai.
Arakhne yang tidak tahan dipermalukan seperti itu di depan orang banyak mengambil seutas tali dan berniat menggantung dirinya sendiri, tetapi sang dewi mencegahnya:
“Hiduplah dan menenunlah sambil menggantung seperti sekarang ini… dan begitu pula yang dilakukan keturunanmu di kemudian hari.”
Seusai berkata-kata seperti itu, Athena mengubah Arakhne menjadi seekor laba-laba, yang dalam bahasa Yunani disebut juga dengan nama Arakhnês.
Sejak saat itu Arakhne dan keturunannya sambil menggantung diri terus-menerus menenun, seperti yang dulu pernah dikerjakannya. Tetapi saat ini tak ada seorangpun yang menyenangi hasil tenunannya itu karena setiap orang yang melihat jaring laba-laba di rumahnya pasti akan segera menyingkirkannya dan merusaknya.
Prayudi~Greek mythology reteller
achilles79.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar