II. Asal Mula Berdirinya Kota Athena
Pada masa lampau, wilayah dimana kota Athena berdiri sekarang masih bernama Kekropia, yang diambil dari nama raja pertamanya, Kekrops. Kekrops adalah putra Bumi, mulai dari pinggang ke bawah tubuhnya berbentuk ular. Saat ia sedang mengawasi pembangunan kota baru itu dari puncak Akropolis, Poseidon sang dewa laut datang untuk menemuinya. Ia menginginkan kota baru itu diberi nama Poseidonia dan sebagai gantinya Poseidon akan membuat armada kota itu menjadi penguasa lautan dan tidak ada kekuatan yang sanggup menandinginya.
Agar Kekrops yakin dengan janji sang dewa laut itu, Poseidon memukulkan trisulanya ke atas batu dan dari tempat itu muncul sebuah sumur yang mengeluarkan mata air yang mengandung garam. Bila orang berlutut sambil menempelkan telinganya ke sumber mata air itu dan mendengar suara gemuruh lautan, jangan berlayar hari itu sebab badai akan mengamuk dan gelombang akan menelan setiap kapal yang berlayar di laut.
(Di masa-masa awal itu, semua dewa Olympos sedang memilih-milih kota di Yunani yang dikhususkan untuk menghormati satu dewa saja dan sebagai gantinya sang dewa akan melindungi kota tersebut. Contohnya, Aegina adalah kota kesayangan Zeus, Argos dilindungi oleh Hera atau Delphi yang memuja Apollo-pen.)
Saat Poseidon pergi, tiba-tiba muncul Athena di hadapan Kekrops. Sang dewi kebijaksanaan ini juga meminta Kekrops menamai kota itu dengan nama Athena dan dijanjikan kota yang akan menyandang nama sang dewi akan tumbuh menjadi pusat keindahan, kesenian, kesusastraan dan ilmu pengetahuan. Athena memukul batu dengan lembingnya dan muncullah pohon zaitun yang ranting-rantingnya sarat buah. Selain buahnya bisa dimakan dan minyaknya bisa digunakan untuk penerangan, ranting-ranting pohon ini akan menjadi lambang perdamaian untuk seluruh umat manusia.
Kekrops sangat gembira menerima hadiah dari sang dewi. Ia sangat menginginkan kota yang dibangunnya menjadi pusat kebudayaan dunia, tetapi Poseidon telah datang lebih dulu. Kekrops tidak bisa memutuskan nama apa yang ia akan pilih untuk kotanya: Poseidonia atau Athena?
Tiba-tiba Poseidon muncul kembali dan dengan trisulanya mencoba menghancurkan pohon zaitun Athena, tetapi Athena tidak tinggal diam. Ia meraih lembingnya dan menghalangi langkah sang penguasa lautan. Sikap berani Athena ini sangat melukai harga diri Poseidon dan ia menantang Athena untuk bertarung dengannya, satu lawan satu. Poseidon mengacungkan trisulanya yang menakutkan dan Athena mengarahkan lembing panjangnya yang gemerlapan, saling berhadap-hadapan.
Kedua dewa Olympos ini sudah akan saling menyerang saat tiba-tiba Zeus muncul di hadapan mereka berdua dan menengahi pertikaian di antara keduanya. Zeus sebenarnya ingin menghadiahkan kota itu untuk putri kesayangannya tetapi Poseidon yang pemarah tidak bisa dianggap remeh. Maka Zeus mengumpulkan semua dewa Olympos dan memutuskan masalah ini diselesaikan dengan cara pengambilan suara.
Satu persatu dewa Olympos lalu memberikan suaranya, apakah kota itu dihadiahkan untuk Poseidon atau Athena. Hasil akhirnya, semua dewi (Hera, Aphrodite, Demeter, Artemis dan Hestia) memberikan suaranya untuk Athena dan semua dewa memberikan suaranya untuk Poseidon (Hephaistos, Ares, Apollo dan Hermes). Karena Zeus tidak memilih, maka Athena menang dengan satu suara dan kota baru itu diberi nama Athena.
Ketika mengetahui dirinya kalah, Poseidon mengamuk. Ia mengaduk-aduk lautan dan menciptakan gelombang setinggi gunung untuk membanjiri daratan kota itu. Warga yang ketakutan bertanya kepada orakel apa yang harus mereka lakukan untuk menghentikan amarah Poseidon.
Jawaban orakel adalah seluruh wanita Athena harus melepaskan perannya sebagai pemimpin suku atau kepala keluarga dan anak-anaknya tidak boleh menyertakan nama ibunya di belakang namanya. Dan sejak saat itu, zaman dimana pemimpin keluarga adalah wanita lenyap sudah, digantikan oleh kaum laki-laki. Demikian juga, setiap anak mulai saat itu menyandang nama ayahnya bukan nama ibunya. Semua ini terjadi pada masa yang amat lampau, mungkin pada masa dimana kota Athena baru didirikan.
Setelah amarah Poseidon reda, penduduk Athena membangun sebuah kuil indah untuk menghormati Poseidon di tanjung Sainion, Athena. Sampai saat inipun di Akropolis masih terdapat mata air yang konon adalah mata air yang diciptakan Poseidon saat trisulanya dipukulkan ke tanah, dan saat kita mendekatkan telinga kita ke mata air tersebut, lamat-lamat akan terdengar suara gemuruh seperti suara badai di laut.
Demikian pula, pohon zaitun pemberian Athena masih bisa dilihat di Akropolis sampai sekarang, walaupun yang saat ini berdiri adalah pohon zaitun yang sudah ditanam berulangkali.
Konon, menurut Pausinias dalam tulisannya di Description of Greece, saat tentara Persia menyerbu dan membumihanguskan kota Athena, pohon zaitun itu ikut terbakar habis tetapi pada hari yang sama secara ajaib pohon zaitun itu tumbuh kembali mencapai tinggi 2 cubit/pekhys (kurang lebih 1 meter)
Prayudi~Greek mythology reteller
achilles79.multiply.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar