Selasa, 20 Juli 2010

Indra - Pemimpin para dewa, dewa perang, dewa cuaca, dewa petir



Dewanagari: इन्द्र atau इंद्र
Ejaan Sanskerta: Indra
Nama lain: Sakra; Wasawa; Swargapati
Golongan: Dewa
Kediaman: Amarawati di Swarga
Senjata: Vajra (tongkat petir)
Pasangan: Saci alias Indrani
Wahana: Gajah putih bernama Airawata

Dalam ajaran agama Hindu, Indra (Sanskerta: इन्द्र atau इंद्र, Indra) adalah dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana, ia diberi gelar dewa petir, dewa hujan, dewa perang, raja surga, pemimpin para dewa, dan banyak lagi sebutan untuknya sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Menurut mitologi Hindu, Beliau adalah dewa yang memimpin delapan Wasu, yaitu delapan dewa yang menguasai aspek-aspek alam.
Dewa Indra terkenal di kalangan umat Hindu dan sering disebut dalam susastra Hindu, seperti kitab-kitab Purana (mitologi) dan Itihasa (wiracarita). Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja kahyangan dan memimpin para dewa menghadapi kaum raksasa. Indra juga disebut dewa perang, karena Beliau dikenal sebagai dewa yang menaklukkan tiga benteng musuhnya (Tripuramtaka). Ia memiliki senjata yang disebut Bajra, yang diciptakan oleh Wiswakarma, dengan bahan tulang Resi Dadici. Kendaraan Beliau adalah seekor gajah putih yang bernama Airawata. Istri Beliau Dewi Saci.
Dewa Indra muncul dalam kitab Mahabarata. Ia menjemput Yudistira bersama seekor anjing, yang mencapai puncak gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka.
Kadangkala peran dewa Indra disamakan dengan Zeus dalam mitologi Yunani, dewa petir sekaligus raja para dewa. Dalam agama Buddha, beliau disamakan dengan Sakra.

Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan berbagai pengalamannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni:
* Sakra (yang berkuasa)
* Swargapati (raja surga)
* Diwapati (raja para Dewa)
* Meghawahana (yang mengendarai awan)
* Wasawa (pemimpin para Wasu)



Indra adalah dewa pemimpin dalam Regweda (disamping Agni). Ia senang meminum Soma, dan mitos yang penting dalam Weda adalah kisah kepahlawanannya dalam menaklukkan Wretra, membebaskan sungai-sungai, dan menghancurkan Bala, sebuah pagar batu dimana Panis memenjarakan sapi-sapi dan Usas (dewa fajar). Ia adalah dewa perang, yang telah menghancurkan benteng milik Dasyu, dan dipuja oleh kedua belah pihak dalam Pertempuran Sepuluh Raja.
Regweda sering menyebutnya Śakra: yang perkasa. Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari delapan Wasu, sebelas Rudra, dua belas Aditya, Indra, dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki Wasawa.
Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut "Manawèndra" (Manawa Indra, pemimpin manusia) dan Rama, tokoh utama wiracarita Ramayana, disebut "Raghawèndra" (Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, pemimpin para dewa).


帝釈天 Di Zhi Tian (Tai Shaku Ten)-Sakra

Dalam sastra Buddhisme dan Jainisme, Indra biasanya disebut Śakra, pemimpin surga Trāyastriṃśa.
Dalam Jainisme, Indra juga dikenal sebagai "Saudharmendra", dan senantiasa melayani Tirthankar. Indra biasanya sering muncul dalam cerita yang berhubungan dengan Mahavira, dimana Indra sendiri memuliakan lima peristiwa penting dalam kehidupan Tirthankar, seperti Chavan kalyanak, Janma kalyanak, Diskha kalyanak, Kevalgyan kalyanak, dan Nirvan kalyanak.
Di Cina, Korea, dan Jepang, namanya ditulis 帝釈天, (bahasa Jepang: "Tai-shaku-ten"). Di Jepang, Indra selalu tampak berhadapan dengan Brahma (梵天, bahasa Jepang: "Bonten") dalam kesenian Buddha. Mereka dihormati sebagai para pelindung Buddha (釈迦, bahasa Jepang: "Shaka"). Meskipun Indra sering ditampilkan seperti seorang bodhisattva di wilayah Asia Timur, khususnya dalam kostum dinasti Tang, penggambarannya juga memasukkan aspek keperkasaan, seperti misalnya memegang petir di atas gajah tunggangannya.

1 komentar: