Minggu, 09 September 2012

Asal usul ulat sutra

Can Nii 蚕女

Alkisah dimasa china kuno, tinggal seorang pria dan putrinya yang cantik. Sang ayah memiliki seekor kuda jantan yang berbulu putih bersih bagaikan salju. Suatu ketika sang ayah pergi berdagang ke daerah lain. Selama bertahun-tahun, dia tidak pulang. Putrinya mulai kuatir, setiap malam dia berdoa kepada langit agar sang ayah segera pulang.



Sampai suatu hari, dia berkata, siapa yang bisa membawa pulang ayahnya pulang kembali. Bila perempuan akan dia angkat sebagai saudara, bila laki-laki maka akan dia nikahi. Kudanya dikandang mendengar ini langsung membobol pintu kandangnya dan lari keluar dan pergi mencari ayah gadis itu. Beberapa hari kemudian, si kuda membawa pulang sang ayah diatas punggungnya. Sang ayah marah ketika mengetahui bahwa putrinya akan menikahi seekor kuda. Kemudian kuda itu dibunuh dan dikuliti. Kulitnya kemudian dijemur dihalaman belakang. Ketika putrinya kehalaman belakang untuk melihat apa yang ayahnya lakukan, tiba-tiba kulit kuda itu menjadi hidup, membungkus badan gadis itu yang terbang entah kemana.


Setelah ayahnya mencari-cari, dia menemukan putrinya telah berubah menjadi seekor ulat kecil berwarna putih, dengan kepala kuda. Ulat itu kemudian menyemburkan benang-benang tipis yang membungkus dirinya. Setelah beberapa waktu, dari kepompong itu keluarlah kupu-kupu putih. Dia terbang meninggalkan ayahnya yang menyesali perbuatannya.


Ketika pemerintahan Huang Di, seorang gadis bernama Lei Zu menemukan cara membuat baju dari kepompong ulat sutra. Oleh Huang Di, Lei Zu kemudian diperistri. Konon, pada waktu pernikahan mereka, Seorang dewi hadir dan mempersembahkan gulungan sutra kepada Lei ZU, dewi itu terbungkus kulit kuda dan dia dipanggil sebagai Can Nii(Gadis ulat sutra). Sejak itu Can Nii dianggap sebagai dewi ulat sutra dan Lei Zu sebagai dewi pelindung peternakan dan pengolahan ulat sutra.

Reteller by: Wang'ZW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar