Selasa, 01 Juni 2010

Jud Bio


Jud Bio secara Harafiah berasal dari bahasa Hokkian yang berarti Keluar Kuil, yaitu suatu acara semacam kirab dengan mengarak Kimsin (Rupang Dewa Pujaan) Kuil setempat keliling kota memakai Tandu (Kio) sebagai media.

Awalnya Kimsin yang diarak hanyalah ChengHuang Lao Ye (ShinHong Loya) sebagai Dewa Penjaga Kota untuk menjaga, melindungi dan memberi kesejahteraan pada kota yang dijaganya. Tetapi lama kelamaan tradisi Jud Bio tak melulu mengarak ChengHuang, semisal contoh adalah tradisi dari klenteng TayKakSie di kota Semarang yang setiap tahunnya mengarak BaoSheng Dadi (PoSheng TayTee) sebagai Dewa pengobatan dikarenakan pada tahun 1800an di Semarang terjadi wabah penyakit yang menular. Umat Tridharma Semarang kala itu memutuskan membawa sebuah Kimsin BaoSheng Dadi dari China menuju ke Semarang. Suatu Mukjizat, setelah Kimsin tersebut diarak keliling kota Semarang perlahan-lahan orang2 yang terkena penyakit menular tersebut sembuh.


Tandu yang dipakai ada dua jenis. Yang pertama berbentuk seperti miniatur Kuil, biasa digunakan untuk Kimsin Tuan Rumah dan Kimsin Dewa lainnya. Yang satunya berbentuk seperti kursi, biasanya digunakan untuk Kimsin pengawal. Tetapi tidak menutup kemungkinan Kimsin Utama memakai tandu kursi karena lebih ringan dan lebih sedikit orang yang memanggul.

Urutan JudBio biasanya sbb:
Sang Sakka MerahPutih
Bendera Kebesaran klenteng
Bendera Kebesaran Kimsin Tuan rumah
Barisan Panji dan pusaka
Kesenian Rakyat dan musik tradisional
Gembreng Besar
Bendera perintah (Lengki)
Pedupaan (Hiolo) (terkadang pakai tandu)
Tandu Kimsin pengawal
Tandu Kimsin Tuan Rumah
Payung dan Kipas
Tandu2 Kimsin yang dipuja diklenteng setempat
Liong dan Barongsai

Reteller by: Wang'ZW

2 komentar:

  1. weee....
    judbio2....
    ada info lagi ne...dari temen yang aslnya jatim se..

    katanya dulu dipake buat sembunyiin senjata pas jaman penjajahan belanda..
    jadi diadain acara judbio buat nolongin para pejuang indonesia...
    coz biar ga dicurigai gitu..

    tapi ga tau bener pa kagak tu...hehhehe

    BalasHapus
  2. Kereennnn.....
    jadi dulu Judbio selain untuk media keagamaan juga sebagai media untuk perlawanan terhadap penjajahan ya!!!!
    hampir mirip2 ma asal usul tiong ciu pia.....

    BalasHapus