Senin, 28 Oktober 2013

Gilgamesh dan Enkidu


Gilgamesh, Raja setengah dewa dari Mesopotamia awalnya dikenal sebagai raja yang jahat. Dia memaksa rakyatnya membangun tembok istana Uruk yang kokoh untuknya. Para dewa membuat Enkidu, manusia liar dari tanah liat untuk mengalahkan Gilgamesh. Setelah dirayu dan dijinakkan oleh Shamhat sang perawan kuil, Enkidu berangkat untuk menaklukan Gilgamesh.



Setelah pertarungan yang memakan waktu berhari-hari dan hasil akhir yang imbang, Gilgamesh dan Enkidu malah menjadi sahabat. Setelah pertarungan itu Gilgamesh sadar dan kemudian menjadi raja yang baik. Pada suatu ketika, Ishtar, dewi kesuburan merayu Gilgamesh namun ditolaknya. Merasa jengkel dan patah hati, Ishtar memerintahkan Gugalanna, Banteng surgawi milik ayahnya, Anu sang dewa langit untuk menghukum Gilgamesh.

Ketika Gugalanna mengamuk dibumi, Gilgamesh bersama Enkidu berhasil menaklukan banteng itu dan membunuhnya. Gilgamesh masuk jebakan Ishtar. sang dewi segera melaporkan kejadian itu kepada para dewa dan menyuruh para dewa agar mengambil nyawa Gilgamesh atau Enkidu. Para dewa memilih Enkidu. Sejak itu Enkidu menjadi sakit-sakitan dan akhirnya meninggal.

Gilgamesh berduka atas kematian sahabatnya, dia menyadari bahwa kehidupan ini fana dan tidak ada keabadian. Maka dia melakukan perjalanan untuk memperoleh keabadian. Setelah berulang kali gagal mencari keabadian, Gilgamesh kembali ke Uruk. Ketika dia melihat tembok tembok istananya yang begitu besar dan kokoh, dia menyadari bahwa cara makhluk fana untuk mencapai keabadian adalah melalui karya peradaban dan kebudayaan yang kekal.

Ilustrated & Reteller by: Wang'ZW (Do not copy without my permission)
____________________________________________________________
Ah... setelah bertaun2 vakum akhirnya kesampaian nulis & gambar juga, mungkin lagi mood kali ya? hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar