Kamis, 09 Februari 2012

Pangeran Ketiga Li Ne Zha

Pangeran Ketiga – Nazha Sesungguhnya adalah Dharmapala Buddhist



Nazha (哪吒),Dalam bahasa sansekerta lengkap adalah Nalakuvara. Merupakan Dharmapala (Pelindung Buddha Dharma), pelindung negara dan merupakan dewa kebajikan pelindung raja. Sebutan lainnya dalam Sutra Buddha adalah Nazha Deva-raja. Dari nama “Nazha” saja kita bisa mengetahui bahwa nama ini bukanlah nama Tionghoa, melainkan sebuah lafal mandarin untuk pengucapan bahasa sansekerta. Seperti halnya Li Qing (Salah satu dari empat Raja Deva) yang ada dalam Novel Penganugerahan Dewata (Feng shen bang) disebut juga sebagai Bisamen Tian, ini juga bukan bahasa mandarin, melainkan pengucapan sansekerta untuk “Vaisravana”. Dalam novel Feng shen bang banyak sekali tokoh tokoh Buddhist dari India yang dimasukkan, sehingga menjadi sangat chinesse. Namun novel hanyalah novel , hendaknya kita memahami Para Dewata melalui teks Buddhist. Nazha sendiri sesungguhnya ada dalam Tripitaka , dalam Sutra Tata Cara Sadhana Jendral Pengawal Vairavana Devaraja dari Utara. Siapakah Dewa Jendral Pengawal ini ? Beliau adalah Nazha ! Teks ini ada dalam Tripitaka Vol 21 No 1247, yang diterjemahkan oleh Mahabhiksu Amoghavajra dari bahasa sansekerta ke dalam bahasa mandarin.

Dari sini kita dapat mengetahui bahwa Pangeran Ketiga Jendral Pelindung Altar Tengah (Zhong tan yuan suai san tai zi) yang dipuja luas oleh kalangan masyarakat Tionghoa sesungguhnya merupakan Dewata Pelindung Buddha Dharma, Beliau juga merupakan cucu dari Vaisravana Devaraja (dalam feng shen bang diceritakan bahwa Nazha adalah putera dari Li Qing).

Di kalangan kepercayaan masyarakat, Jendral Pangeran ini disebut juga sebagai Datuk Pangeran (Taizi ye), sedangkan kalangan Tao menyebut Nya sebagai Zhong-tan-yuansuai. Dipandang sebagai salah satu dari 5 Dewa Senapati (Jenderal) yang bertugas di depan istana Kaisar Kumala (Yu-huang-da-di) (Kaisar Kumala dalam Buddhist merupakan Sakradevanam Indra, dan memang kedudukan Sakradevanam Indra ada di atas Catur Maharajika , dimana salah satu dari Catur Maharajika adalah Maharaja Vaisravana yang merupakan kakek dari Nazha). Dalam legenda Tiongkok diceritakan bahwa untuk mengendalikan kekuatan sesat yang hendak mengacau dunia, Kaisar Kumala (Yuhuangdadi) menitahkan supaya Nazha menitis ke dunia menjadi putera ketiga dari Liqing, setelah kelahiran Nya Beliau dinamai Li Nazha. Tubuhnya setinggi enam zhang, seringkali bermanifestasi menjadi berwajah tiga, bermata sembilan dan berlengan enam. Kepala mengenakan gelang emas, dari mulut mengeluarkan awan biru, kaki menginjak roda api yang membawa tubuhnya terbang, mempunyai kekuatan agung tak tertandingi, mampu terbang dengan cepat, mampu menurunan hujan dan memerintahkan angin, mampu menaklukan iblis, rakyat mengelu elukan sebagai pemilik daya sakti tanpa batas, sangat dipuja oleh rakyat di dunia.

Saat ini, pemujaan Nazha paling luas adalah di kalangan rakyat Taiwan, pemujaannya sangat meriah. Dalam kisah Bhiksu Agung dari Tiongkok sendiri juga ada kesaksian pertolongan Nazha , Riwayat Bhiksu Agung Dinasti Song : “Bhiksu Daoxuan yang sangat taat pada sila, pada malam hari berjalan dan terperosok, tiba tiba ada sesosok yang menopang kakinya, ternyata bukan orang sembarangan, Beliaulah Pangeran Ketiga dari Dewa Raja Vaisravana, ternyata Beliau telah lama menjadi Dharmapala Pelindung Bhiksu tersebut.”

〈北方毘沙門天王隨軍護法儀軌〉
三藏沙門大廣智不空奉 詔譯
Tata Cara Puja Pada Dharmapala Senapati Pengikut Vaisravana Devaraja
Diterjemahkan dari bahasa sansekerta ke bahasa mandarin oleh Mahabhiksu Amoghavajra
Kutipan tata cara diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lianhua Jun Shi An

爾時那吒太子。手捧戟。以惡眼見四方白佛言。我是北方天王吠室羅摩那羅闍第三王子其第二之孫。我祖父天王。 及我那吒同共每日三度。白佛言。我護持佛法。欲攝縛惡人或起不善之心。我晝夜守護國王大臣及百官僚。相與殺 害打陵。如是之輩者。我等那吒以金剛杖刺其眼及其心。若為比丘比丘尼優婆塞優婆夷起不善心及殺害心者。亦以 金剛棒打其頭。
Pada suatu ketika, Pangeran Nazha, dengan tangan menggenggam tombak berujung panjang, dengan mata penuh angkara mengamati empat penjuru, kemudian berkata kepada Sang Buddha :
“Saya adalah Pangeran sekaligus cucu kedua dari Devaraja Utara yaitu Vaisravana-raja. Sang Devaraja, Kakek-Ku bersama Saya sendiri setiap hari tiga kali berpatroli di seluruh dunia.”
Kemudian Nazha berkata , “ Saya melindungi Buddha Dharma, Saya akan mengikat dan menaklukkan orang jahat maupun siapa yang berniat jahat , siang malam Saya melindungi Raja, menteri dan rakyatnya (yang mendukung Buddha Dharma) , barangsiapa yang ingin mencelakainya, Saya Nazha dan bala tentara akan menusuk mata dan jantungnya dengan menggunakan tongkat Vajra. Jika ada yang berniat jahat pada bhiksu-bhiksuni, upasaka dan upasika, dengan menggunakan tongkat Vajra Aku akan memukul kepalanya !”

爾時毘沙門孫那吒。白佛言世尊。我為未來諸不善眾生。降伏攝縛皆悉滅散故。亦護持國界故。說自心暴惡真言。 唯願世尊聽許我說。佛言:善哉!善哉!那吒天王。汝為降伏一切國王大臣百寮殺淩者。亦法佛相違者。為降伏故 ,恣汝意說真言曰:
唵。地舍那。吠室羅摩拏野。摩賀羅惹野。藥迦灑。地婆哆
那謨。婆誐嚩帝。摩多羅。跋馱儞。娑嚩賀
Kemudian Nazha cucu Sang Vaisravana Devaraja, berkata kepada Sang Buddha :
“Saya, demi para insan yang tidak bajik di masa yang akan datang, akan menjadi penakluk mereka, melumpuhkannya dan membinasakan mereka semua. Demi melindungi ketenteraman negara , akan Saya babarkan mantra hati Ku untuk penghancur kejahatan . Mohon Baghavan berkenan mendengarkan pembabaran Ku.”

Buddha berkata : “Sadhu ! Sadhu ! Wahai Dewa Raja Nazha, demi menaklukan para insan yang berniat keji pada raja, menteri maupun rakyatnya, menaklukan yang bertolak belakang dengan Buddha Dharma, demi menaklukan mereka semua , maka Aku persilahkan untuk membabarkan mantra tersebut.”
(Pinyin)
“Om. Di-she-na. Fei-she-la-mo-na-ye. Ma-ha-la-re-ye. Yao-jia-sa. Di-po-duo. Namo. Po-ge-mo-di. Mo-duo-luo. Ba-tuo-ni. Suo-wa-he.”

(Kemudian dibabarkan berbagai tata cara rumit untuk ritual dan homa, dalam hal homa juga ada penggunaan berbagai kayu khusus untuk berbagai keperluan)

Namun untuk kita pribadi yang memuja Nazha, sesungguhnya cukup dengan menghaturkan pujana, rajin bersadhana dan melafalkan nama agung, Namo Zhongtanyuansuai Nazha Santaizi. Atau lebih singkat Namo Shou Hu Fofa Nazha Tianwang. (Namo Deva Raja Nazha Pelindung Buddha Dharma). Lebih pendek lagi dan sekaligus merupakan sebutan dari Buddha untuk Nazha adalah, Namo Nazha Tianwang (Namo Nazha Devaraja).

diambil dari :
Translated by Lianhua Jun Shi An
http://www.wihara.com/forum/deities/11109-nazha-dharmapala-buddhist.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar