Pangeran Ketiga – Nazha Sesungguhnya adalah Dharmapala Buddhist
Nazha (哪吒),Dalam bahasa sansekerta lengkap adalah Nalakuvara. Merupakan Dharmapala (Pelindung Buddha Dharma), pelindung negara dan merupakan dewa kebajikan pelindung raja. Sebutan lainnya dalam Sutra Buddha adalah Nazha Deva-raja. Dari nama “Nazha” saja kita bisa mengetahui bahwa nama ini bukanlah nama Tionghoa, melainkan sebuah lafal mandarin untuk pengucapan bahasa sansekerta. Seperti halnya Li Qing (Salah satu dari empat Raja Deva) yang ada dalam Novel Penganugerahan Dewata (Feng shen bang) disebut juga sebagai Bisamen Tian, ini juga bukan bahasa mandarin, melainkan pengucapan sansekerta untuk “Vaisravana”. Dalam novel Feng shen bang banyak sekali tokoh tokoh Buddhist dari India yang dimasukkan, sehingga menjadi sangat chinesse. Namun novel hanyalah novel , hendaknya kita memahami Para Dewata melalui teks Buddhist. Nazha sendiri sesungguhnya ada dalam Tripitaka , dalam Sutra Tata Cara Sadhana Jendral Pengawal Vairavana Devaraja dari Utara. Siapakah Dewa Jendral Pengawal ini ? Beliau adalah Nazha ! Teks ini ada dalam Tripitaka Vol 21 No 1247, yang diterjemahkan oleh Mahabhiksu Amoghavajra dari bahasa sansekerta ke dalam bahasa mandarin.
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa Pangeran Ketiga Jendral Pelindung Altar Tengah (Zhong tan yuan suai san tai zi) yang dipuja luas oleh kalangan masyarakat Tionghoa sesungguhnya merupakan Dewata Pelindung Buddha Dharma, Beliau juga merupakan cucu dari Vaisravana Devaraja (dalam feng shen bang diceritakan bahwa Nazha adalah putera dari Li Qing).
Di kalangan kepercayaan masyarakat, Jendral Pangeran ini disebut juga sebagai Datuk Pangeran (Taizi ye), sedangkan kalangan Tao menyebut Nya sebagai Zhong-tan-yuansuai. Dipandang sebagai salah satu dari 5 Dewa Senapati (Jenderal) yang bertugas di depan istana Kaisar Kumala (Yu-huang-da-di) (Kaisar Kumala dalam Buddhist merupakan Sakradevanam Indra, dan memang kedudukan Sakradevanam Indra ada di atas Catur Maharajika , dimana salah satu dari Catur Maharajika adalah Maharaja Vaisravana yang merupakan kakek dari Nazha). Dalam legenda Tiongkok diceritakan bahwa untuk mengendalikan kekuatan sesat yang hendak mengacau dunia, Kaisar Kumala (Yuhuangdadi) menitahkan supaya Nazha menitis ke dunia menjadi putera ketiga dari Liqing, setelah kelahiran Nya Beliau dinamai Li Nazha. Tubuhnya setinggi enam zhang, seringkali bermanifestasi menjadi berwajah tiga, bermata sembilan dan berlengan enam. Kepala mengenakan gelang emas, dari mulut mengeluarkan awan biru, kaki menginjak roda api yang membawa tubuhnya terbang, mempunyai kekuatan agung tak tertandingi, mampu terbang dengan cepat, mampu menurunan hujan dan memerintahkan angin, mampu menaklukan iblis, rakyat mengelu elukan sebagai pemilik daya sakti tanpa batas, sangat dipuja oleh rakyat di dunia.
Saat ini, pemujaan Nazha paling luas adalah di kalangan rakyat Taiwan, pemujaannya sangat meriah. Dalam kisah Bhiksu Agung dari Tiongkok sendiri juga ada kesaksian pertolongan Nazha , Riwayat Bhiksu Agung Dinasti Song : “Bhiksu Daoxuan yang sangat taat pada sila, pada malam hari berjalan dan terperosok, tiba tiba ada sesosok yang menopang kakinya, ternyata bukan orang sembarangan, Beliaulah Pangeran Ketiga dari Dewa Raja Vaisravana, ternyata Beliau telah lama menjadi Dharmapala Pelindung Bhiksu tersebut.”
〈北方毘沙門天王隨軍護法儀軌〉
三藏沙門大廣智不空奉 詔譯
Tata Cara Puja Pada Dharmapala Senapati Pengikut Vaisravana Devaraja
Diterjemahkan dari bahasa sansekerta ke bahasa mandarin oleh Mahabhiksu Amoghavajra
Kutipan tata cara diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Lianhua Jun Shi An
爾時那吒太子。手捧戟。以惡眼見四方白佛言。我是北方天王吠室羅摩那羅闍第三王子其第二之孫。我祖父天王。 及我那吒同共每日三度。白佛言。我護持佛法。欲攝縛惡人或起不善之心。我晝夜守護國王大臣及百官僚。相與殺 害打陵。如是之輩者。我等那吒以金剛杖刺其眼及其心。若為比丘比丘尼優婆塞優婆夷起不善心及殺害心者。亦以 金剛棒打其頭。
Pada suatu ketika, Pangeran Nazha, dengan tangan menggenggam tombak berujung panjang, dengan mata penuh angkara mengamati empat penjuru, kemudian berkata kepada Sang Buddha :
“Saya adalah Pangeran sekaligus cucu kedua dari Devaraja Utara yaitu Vaisravana-raja. Sang Devaraja, Kakek-Ku bersama Saya sendiri setiap hari tiga kali berpatroli di seluruh dunia.”
Kemudian Nazha berkata , “ Saya melindungi Buddha Dharma, Saya akan mengikat dan menaklukkan orang jahat maupun siapa yang berniat jahat , siang malam Saya melindungi Raja, menteri dan rakyatnya (yang mendukung Buddha Dharma) , barangsiapa yang ingin mencelakainya, Saya Nazha dan bala tentara akan menusuk mata dan jantungnya dengan menggunakan tongkat Vajra. Jika ada yang berniat jahat pada bhiksu-bhiksuni, upasaka dan upasika, dengan menggunakan tongkat Vajra Aku akan memukul kepalanya !”
爾時毘沙門孫那吒。白佛言世尊。我為未來諸不善眾生。降伏攝縛皆悉滅散故。亦護持國界故。說自心暴惡真言。 唯願世尊聽許我說。佛言:善哉!善哉!那吒天王。汝為降伏一切國王大臣百寮殺淩者。亦法佛相違者。為降伏故 ,恣汝意說真言曰:
唵。地舍那。吠室羅摩拏野。摩賀羅惹野。藥迦灑。地婆哆
那謨。婆誐嚩帝。摩多羅。跋馱儞。娑嚩賀
Kemudian Nazha cucu Sang Vaisravana Devaraja, berkata kepada Sang Buddha :
“Saya, demi para insan yang tidak bajik di masa yang akan datang, akan menjadi penakluk mereka, melumpuhkannya dan membinasakan mereka semua. Demi melindungi ketenteraman negara , akan Saya babarkan mantra hati Ku untuk penghancur kejahatan . Mohon Baghavan berkenan mendengarkan pembabaran Ku.”
Buddha berkata : “Sadhu ! Sadhu ! Wahai Dewa Raja Nazha, demi menaklukan para insan yang berniat keji pada raja, menteri maupun rakyatnya, menaklukan yang bertolak belakang dengan Buddha Dharma, demi menaklukan mereka semua , maka Aku persilahkan untuk membabarkan mantra tersebut.”
(Pinyin)
“Om. Di-she-na. Fei-she-la-mo-na-ye. Ma-ha-la-re-ye. Yao-jia-sa. Di-po-duo. Namo. Po-ge-mo-di. Mo-duo-luo. Ba-tuo-ni. Suo-wa-he.”
(Kemudian dibabarkan berbagai tata cara rumit untuk ritual dan homa, dalam hal homa juga ada penggunaan berbagai kayu khusus untuk berbagai keperluan)
Namun untuk kita pribadi yang memuja Nazha, sesungguhnya cukup dengan menghaturkan pujana, rajin bersadhana dan melafalkan nama agung, Namo Zhongtanyuansuai Nazha Santaizi. Atau lebih singkat Namo Shou Hu Fofa Nazha Tianwang. (Namo Deva Raja Nazha Pelindung Buddha Dharma). Lebih pendek lagi dan sekaligus merupakan sebutan dari Buddha untuk Nazha adalah, Namo Nazha Tianwang (Namo Nazha Devaraja).
diambil dari :
Translated by Lianhua Jun Shi An
http://www.wihara.com/forum/deities/11109-nazha-dharmapala-buddhist.html
Kamis, 09 Februari 2012
Garuda dalam agama Buddha
Dewa Garuda,dalam pelafalan mandarin adalah Jia-lou-luo Tian 「迦樓羅天」,sesungguhnya Beliau adalah Burung Agung Bersayap Emas 「大鵬金翅鳥/ Da peng jin chi niao」,yang sering kita bahas, disebut juga Burung Bersayap Agung「羽翅鳥/ Yu chi niao」. Sebab bulu sayap Nya sangat berharga, oleh karena itu juga disebut sebagai Burung Bersayap Emas 「金翅鳥 / Jin Chi Niao」, sebutan untuk Beliau ada banyak.
Vahana (tunggangan) dari Maha-brahma adalah Tujuh ekor angsa putih. Vahana dari Mahesvara adalah lembu putih. Bagaimana dengan Dewa Pemelihara, Visnu atau Dewa Subha-krtsna ? Vahana-Nya adalah Garuda. Garuda merupakan salah satu Dewata Agung dalam Agama Hindu. .. Mereka juga sangat menghormati lembu Dewa Mahesvara. Lambang negara Indonesia adalah Garuda.
Raja Garuda memiliki wujud burung, Dharmabhala Nya adalah yang nomor satu di antara amanusIa (makhluk bukan manusia) . Jadi yang hari ini hadir menerima abhiseka sungguh memiliki berkah, karena Anda sekalian pasti mampu menumbuhkan Dharmabhala dan Prajna (Kebijaksanaan Agung). Sayap Garuda sepanjang ribuan li, menurut ramalan cuaca hari ini bagian Utara, Selatan dan Timur Laut berawan, sedangkan bagian lainnya cerah . Namun hari ini, begitu saya lihat, ternyata sayap Garuda telah menutupi seluruh Taiwan. Jika kedua sayap Nya dibentangkan , maka mampu menjangkau ribuan li, asalkan Beliau mengepakkan sayap Nya maka akan tercipta angin topan.
Bahan makanan Beliau adalah naga, di dalam Sutra Buddha ada tercatat dengan jelas, wujud Nya, kedua cakar Nya mencengkeram naga, paruh Nya mengapit naga. Sehingga Delapan Raja Naga Utama semua memohon belas kasihan, menghadap pada Buddha Sakyamuni, “Kami bangsa Naga hampir punah.” Long (mandarin) disebut Naga.
Buddha Sakyamuni yang selalu berwelas asih pada para insan bertanya kepadanya, “Anda sekalian bangsa Naga , ada masalah apa sehingga memohon kepada Saya ?” , bangsa naga menjawab : “Bangsa kami akan segera punah.” , “Kenapa demikian ?”, “Karena Garuda memangsa kami sampai hampir punah.” . Ada pepatah “Naga yang berkekuatan besar.” , sehingga pada dasarnya naga sendiri memiliki Dharmabhala yang sangat besar, namun semua kalah dengan Garuda, Naga menjadi bahan makanan Garuda.
Buddha Sakyamuni sangat welas asih, saat itu Beliau melakukan compromised、 membuat negoisasi, menjadi pimpinan negoisasi, mengumpulkan bangsa naga dan Garuda untuk bermusyawarah.Buddha Sakyamuni bertanya : “Untuk selanjutnya, bisakah Anda tidak lagi memangsa naga ?”
Garuda menjawab : “No. Naga adalah yang paling enak ! Selain itu, naga memiliki tenaga yang sangat kuat, dengan memangsa naga, kekuatanku akan bertambah, sekali terbang mampu mengitari bumi 365 putaran.” Bumi berputar satu tahun ada 365 hari, ini melambangkan betapa besar kekuatannya. Asalkan sayap dikepakkan, maka Ia sanggup mengitari bumi banyak kali. Naga menangis dan menuturkan “Kami segera punah, dimangsa olehnya sampai tersisa sedikit saja.” Putera-puteri dan cucu naga semua memohon belas kasihan, “ Buddha, mohon tolonglah kami !”
Buddha Sakyamuni serba sulit, karena Garuda hanya bisa memangsa naga.
Tiba-tiba Raja Naga mendapatkan jawabannya, beliau berkata kepada Buddha Sakyamuni : “Buddha , saya telah menemukan jawabannya !” Buddha menjawab : “Apa ide Anda ?” , “Mohon tanya wahai Garuda, jika Anda memangsa kami sampai punah, ini juga tidak bermanfaat bagi Anda.” , Garuda merasa heran , “Mengapa memangsa kalian tidak bermanfaat ?” , “Jika Anda memangsa habis kami, apa yang bisa Anda makan nantinya ?”
Garuda berpikir, “Benar juga, jika saya terus memangsanya, maka mereka akan punah, kelak saya makan apa ? saya akan kelaparan.”
Kemudian Buddha Sakyamuni mengatakan : “Saya menitahkan , kelak siswa Buddha tiap saat membuat pujana, melakukan pujana mega.” Apa itu pujana mega ? ,yaitu pujana yang dihaturkan banyak bagaikan awan awan di angkasa, ini disebut pujana mega. “Kelak yang pertama kali diundang adalah Anda, Garuda.” Garuda merasa gembira mendengar bahwa Ia diletakkan pada urutan nomor satu, Dia mengatakan : “Kelak bagaimana mengundang saya ?”“Aku menitahkan pada para siswa Buddha saat ini dan di masa yang akan datang , saat melakukan manifestasi dana makanan, maka nama Anda yang akan berada di urutan pertama : “ Wahai Garuda, dan para preta gentayangan, raksasa dan Hariti, amrta ini akan memuaskanmu. Om Mu-di Suoha. Om Mu-di Suoha. Om Mu-di Suoha” kemudian mentransformasikannya menjadi pujana yang banyak bagai awan.
Saat itu barulah Garuda menyanggupi, dan mengatakan : “Baiklah, Anda kelak menghaturkan dana makanan manifestasi untuk saya.” Sehingga Ia adalah yang paling awal menerima pujana mega, amrta yang banyak bagaikan awan di angkasa. Beliau mengatakan : “Ini adalah makanan yang paling murni, yang menumbuhkan Prajna dan Dharmabhala, selain itu juga merupakan yang paling lezat.” Semenjak Garuda memperoleh pujana mega amrta dari para siswa Buddha, Beliau melepaskan bangsa naga, sampai saat ini putera-puteri dan cucu naga masih bisa terus berketurunan lagi.
Mudra dari Adinata ini, merupakan mudra yang dibentuk menyerupai sayap burung, demikian (Mahaguru memperagakan mudra), kemudian di goyangkan tiga kali. Bagaimana dengan mantra Nya ?
Yaitu :
Om Ga-si-bo Suoha (mandarin)
Om Ksipa Svaha (Sanskrit)
http://www.youtube.com/watch?v=9W1CLQLv_78
Bagaimana dengan visualisasinya ? yaitu wujud Garuda yang seperti di altar dan thangka, dengan adanya ketiga hal ini, maka kita bisa menekuni Sadhana Garuda Yoga.
Garuda sendiri dengan sayap Nya mampu menangkal segala malapetaka, sayap Nya terbuat dari Sapta-ratna ( 7 macam mestika), sehingga Beliau mampu menangkal segala macam marabahaya, inilah Santika ( Tolak bala ). Cahaya sapta-ratna yang dipancarkan oleh Garuda juga mampu menganugerahkan Vasikarana (keharmonisan) , para insan yang berada di lokasi yang disinari oleh Nya juga akan memperoleh anugerah kesejahterahan, yaitu mampu mengadhistana (memberkati) para insan supaya memperoleh rejeki. Garuda mampu mesukseskan santika , paustika dan vasikarana. Bahkan, karena Dharmabhala Beliau sangat besar, kemampuan rddhi-pada (kemampuan untuk mengarungi berbagai alam sesuai kehendak) Beliau juga sangat kuat , dalam sekejap pikiran Beliau juga mampu mengitari bumi banyak kali. Juga, paruh dan cakar Nya mampu menaklukkan mara , mampu mencengkeram mara. Dengan Paruh Nya, Beliau juga mampu mematuk para mara. Sehingga juga mampu menitahkan supaya para pengganggu mundur, metode abhicaruka Nya (metode penaklukkan) sangat baik. Tadi Saya ada mengucapkan : “Dengan sayap Nya membawa para arwah yang didaftarkan supaya terlahir di Negeri Buddha nan murni.” Sayap Nya mampu terbang sampai ke Negeri Buddha nan murni, Beliau juga adalah vahana dari Dewata Subha-krtsna, yaitu merupakan vahana dari Dewa Vishnu.
Dharmabhala Garuda adalah yang nomor satu diantara para amanusya, kenapa disebut amanusya ? Karena Beliau bukan manusia, disebut juga sebagai amanusya, juga bukan tampil dengan wujud Buddha, Bodhisattva, Arahat, ataupun wujud Dewa. Diantara para amanusya, yang memiliki Dharmabhala paling besar adalah Garuda.
Menekuni sadhana adinata Garuda sangat mudah memperoleh yukta. Tadi saat melakukan simabandhana diri, ada Vajrapani Bodhisattva dan di depan Nya ada Garuda, sehingga kita melakukan simabandhana diri sama saja dengan menghadirkan dua adinata yaitu Vajrapani dan Arya Garuda, Garuda juga menyatu dalam tubuh saya. Sehingga Adinata ini diantara para amanusya memiliki Dharmabhala yang number one !
Jika Anda mampu beryukta dengan Garuda, Negeri Buddha yang manakah yang tidak dapat Anda kunjungi ? Asalkan Beliau hadir untuk membawa Anda, sayap dikepakkan tiga kali, langsung mencapai Sukhavatiloka. Ini sungguh penting !
(ket penterjemah : Dalam Buddhisme, makhluk yang masih terperdaya oleh samsara tidak akan bisa sampai di Sukhavati-loka. Sebab Sukhavati-loka sesungguhnya bukan nama tempat dalam artian harafiah, melainkan adalah Negeri Buddha yang merupakan manifestasi batin murni yang tak tercemar oleh samsara.)
Apa maksudnya dengan amanusya ? Yaitu bukan manusia, Garuda merupakan makhluk yang memiliki Dharmabhala besar , memang sudah ada saat jaman Sang Buddha, di India sendiri sebenarnya sudah ada, Beliau adalah vahana dari Dewa Vishnu. Namun Anda tidak boleh mengatakan bahwa Beliau adalah hewan, kita harus sopan dengan mengatakan bahwa Beliau bukan golongan manusia, Namun Beliau juga termasuk golongan Dewata ! Garuda kita adalah Dewa, memiliki Dharmabhala yang agung. Sehingga Anda tidak boleh mengatakan bahwa Garuda adalah hewan, karena Beliau adalah Hyang Arya, maka kita sebut Beliau sebagai Arya Garuda, Beliau melindungi Dharma, Beliau mampu menaklukkan semua kejahatan, baik itu orang jahat maupun mara jahat.
diambil dari :
Source : Dharma-raja Liansheng Dharmatalk 26 / 11 / 2011
Translated by Lianhua Ĵυή Shi An
http://www.wihara.com/forum/deities/11484-garuda-bersayap-mas.html
Langganan:
Postingan (Atom)