Minggu, 29 Januari 2012

Tata Cara Dan Makna Jumlah Batang Hio Sembahyang



Hio artinya harum. Yang dimaksudkan disini ialah dupa, yaitu bahan pembakar yang dapat mengeluarkan asap yang berbau sedap/harum. Dupa yang dikenal pada jaman Nabi Khongcu berwujud bubuk atau belahan kayu.

Membakar dupa mengandung makna :

- Jalan Suci itu berasal dari kesatuan hatiku ( Too Yu Siem Hap ), hatiku di bawa melalui keharuman dupa ( Siem Ka Hiang Thwan )..
Selain itu dupa juga untuk Menentramkan pikiran, memudahkan konsentrasi, meditasi.

Pendek kata mitologi dupa ialah untuk menyampaikan/mengirimkan doa kita melalui wewangian/asap yang terus menjunjung tinggi hingga ke segala arah

Tata cara sembayang rakyat jelata alias minjian xinyang, secara umum sih sembayang dibagi 3 tata cara, yaitu cara Buddha Mahayana, Kong Hu Cu sama Tao. Semuanya menggunakan satu atau tiga batang hio.
Susunan meja sembayang secara umum :

Teh, air putih , arak ( ciri Tao , Kong Hu Cu ), lambang Taiji Yinyang, air putih lambang taichi, teh lambang yin, arak lambang yang
Lima macam buah atau lima warna , lambang lima unsur. Kalau agama Buddha , ada yang kaitkan sama 5 Dhyani Buddha.
Tiga batang hio lambang San Cai / Sanguan / Taiji Liangyi, Triratna, Sanqing.
Satu batang hio lambang Taiyi, DaoCara penghormatan :

Kepalan yg membentuk delapan kebajikan dan orang tua /cara KHC.
Kepalan yg membentuk bola Taiji / menggenggam Taiji / cara Tao.
Anjali atau merangkapkan kedua telapak tangan/ cara Buddha.

Tiga arti Pai.

Pai pertama membalas jasa Langit dan Bumi / yi bai baoda tiandi en
Pai kedua membalas jasa orang tua /er /zhai bai baodao fumu en
Pai ketiga membalas jasa para guru /san bai baodao enshi en

Tambahan menurut Xuan Tong :
Secara umum, jumlah hio ganjil adalah untuk Dewa, Tuhan, tokoh yang berjasa untuk masyarakat luas dan mahluk suci lainnya. Ganjil dalam metaphysic Tiongkok adalah lambang dari unsur Yang atau positif. Yang berjumlah genap adalah untuk leluhur, arwah yang meninggal, setan gentayangan.

Ketika melangkah masuk ruang sembahyang juga harus kaki kiri dahulu yang maknanya adalah kita harus mengutamakan sifat-sifat kebajikan kita. Menancapkan hio dengan tangan kiri juga artinya kita akan selalu menancapkan kebajikan di alam langit dan alam bumi.

Tapi dalam masyrakat awam timbul keyakinan bahwa melangkah dengan kaki kiri akan membuat rejeki melimpah dan jika dimulai dengan langkah kaki kanan adalah mengacaukan tatanan alam semesta dan mengundang bencana.Tentunya hal ini adalah salah kaprah kecuali 1 hal yaitu melangkah dengan kaki kanan, yang mana adalah mengutamakan keburukan tentunya mengubah atau mengacaukan tatanan alam semesta.

Pada umumnya kita sembahyang mengunakan 1 atau 3 batang hio .. tapi sebenarnya ada makna untuk berapa batang hio kita pakai..dari untuk yang seharian sampai yang digunakan pada keadaan terdesak/ khusus.

1 Batang Hio biasanya Kauw Siu Thao, Para Dewa-Dewi di rumah untuk hari biasa kecuali Ce It dan Cap Go setiap bulannya.
3 Batang Hio umum buat Pai Thien ( Ti kong ), Para Dewa-Dewi dll.
5 Batang Hio biasanya untuk usaha /dagang ( khusus untuk Dewa Hok Tek Ceng Sin dan Dewa Cai Sen lainnya )
6 Batang Hio biasanya untuk keperluan orang lain
7 Batang Hio biasanya untuk mohon khusus dan juga untuk sesuatu hal membalikan kepada orang lain.
8 Batang Hio biasanya dalam hal ini bila kesusahan2/kesialan2 terus menerus menimpa.
9 Batang Hio pujian2 untuk semua makhluk-makhluk dan Dewa-Dewi ( Paling bagus kalau sembhyang jam 9 malam di rumah ).
12 Batang Hio agar semua makluk dapat kebahagiaan
36 Batang Hio kesuksesan dan keharmonisan
108 Batang Hio bila terdesak oleh keadaan atau ada permintaan khusus sekali.

Mohon sedikit perhatian :

- Usahakan saat menancapkan hio...usahakan berjejer seperti kipas.
Tancaplah hio dengan hormat..jangan sembarangan.
- Khusus untuk 7 batang hio hanya digunakan bila terpaksa saja(keadaan terdesak)
- Khusus menggunakan 108 batang hio merah untuk sembahynag kepada THIEN ( Tuhan ) tepat jam 12 malam...Lalu sampaikan permintaan / permohonan anda. Minta ? Berdoa harus dengan hati yang tulus pada Thien ( Tuhan ) Setiap habis sembahyang, bakar Toa Kim 1 kunci, tulis nama, umur, shio dan alamat permohonan lalu dibakar di tempat yang bersih. Lakukanlah 3 malam berturut-turut.

-Hio warna merah khusus mohon sesuatu
-Hio warna kuning untuk sembayang biasa.
-Hio warna hijau biasanya untuk orang meninggal

Umumnya dalam Tao, Lima batang hio melambangkan lima arah. Tujuh batang melambangkan tujuh bintang utara. Dan duabelas batang melambangkan duabelas satuan waktu bumi. Ini semua berkaitan dengan ritual mereka yang ditujukan untuk kasus-kasus spesifik. Tapi dimasyarakat beredar pandangan bahwa duabelas batang hio untuk permintaan kepada Tian dan harus dilakukan jam 12 malam karena saat itu suasana hening dan sebagainya. Jam 12 malam dilakukan sembahyang atau meditasi ini berkaitan dengan pergantian qi alam semesta, dimana saat itulah unsur Yang menguat dan unsur Yin melemah dan dalam satuan pengertian zi di 12 cabang bumi adalah mulainya sesuatu yang baru. Artinya adalah berkaitan dengan perubahan waktu.

Ritual orang Tionghoa memiliki banyak nilai filsafatnya dan arti tersembunyi, seperti mengapa harus menaruh hio diantara ke dua alis, kenapa harus ditaruh di tengah dada dan sebagainya. Arti menaruh hio ditengah dada adalah menyalakan hio hati dan api hio hati itu harus selalu dijaga, artinya adalah kita harus melakukan kebajikan dan biarlah kebajikan kita itu bagaikan asap hio yang harum dan memberikan kebahagian kepada sekitar kita.

Untuk posisi diantara dua alis, ini berkaitan dengan titik jalan darah. Tapi bisa juga diartikan penghubung antara langit bumi dan manusia.

Hio warna hijau setahu saya digunakan untuk mereka yang meninggal ketika berusia dibawah 60 tahun dan masih dalam masa berkabung 1 tahun atau xiao xiang. Orang Tionghoa senang menggunakan simbol untuk menyatakan sesuatu, misalnya kain hitam yang dipasang di tangan ketika keluarga ada yang meninggal, posisi kain hitam di kiri artinya yang meninggal adalah ayah.

Guratan cat atau kertas putih di kaca rumah yang meninggal jugamengandung arti, jika guratan itu adalah X artinya ke 2orangtuanya sudah tidak ada, jika guratannya dari kanan kekiri artinya pria atau orang tua laki-laki yang meninggal. Dengan melihat simbol itu, kita langsung tahu siapa yang meninggal dan ketika kita masuk ke dalam ruangan, kita bisa tahu yang mana mantu, cucu dalam, cucu luar dan sebagainya.

Sayangnya simbol-simbol ini dianggap suatu bentuk kemunduran, hal yang memalukan, kuno, ketinggalan jaman atau juga lambang iblis. Sungguh ironis dan yang lebih menggelikan adalah orang Tionghoa sendiri yang memandang rendah tanpa tahu nilai atau artinya.
Mudah mudahan berguna dan bermanfaat buat kita semuanya, semoga semua selalu sehat, selamat, sejahtera dan bahagia bersama keluarga.

vincentspirit.blogspot.com

SHAN HAI JING



Shan Hai Jing

Shanhaijing (山海經) adalah salah satu buku terpenting dalam studi mitologi bangsa Tiongkok kuno. Buku itu bahkan semacam ensiklopedia dari Tiongkok kuno, menggambarkan berbagai gunung , laut , berbagai tanaman , obat-obatan, mitos, religi , sejarah , budaya , etnisitas dan berbagai hal lainnya dari Tiongkok kuno. Sanhaijing terdiri dari 8 bab dan terbagi lagi kedalam dua bagian utama: The Classic of Mountains dan The Classic of Seas , masing-masing terdiri dari 5 bab dan 13 bab dan berjumlah total 31 ribu kata.
Kapan Sanhaijing ditulis dan siapa penulisnya masih misterius. Tapi banyak sarjana percaya bahwa Sanhaijing ditulis oleh berbagai penulis yang berbeda dari masa yang berbeda. Diperkirakan Sanhaijing di tulis pada masa Negara Berperang (Warring states) sampai awal Dinasti Han.
Materi dalam Sanhaijing juga cukup kontroversial. Beberapa sarjana berpikir bahwa buku itu merupakan buku geografi, karena terkandung berbagai deskripsi tentang gunung , laut , sungai dan sebagainya. Yang lainnya bahwa Sanhaijing adalah buku tentang ilmu gaib, mencatat berbagai teks tentang para dewa dan aktivitas kaum shaman, termasuk bagaimana mereka naik dan turun dari Langit, komunikasi antara dewa dan manusia, bagaimana mereka menciptakan angin dan hujan, bagaimana mereka menciptakan elixir untuk keabadian.

Beberapa bagian Sanhaijing juga memuat mitologi bangsa Tiongkok kuno. Figur yang paling dikenal adalah Nuwa (女媧), Xiwangmu (西王母), Gun , Yu the Great (大禹 , Pendiri Dinasti Xia) , Jingwei , Huang Di (Kaisar Kuning) dan Chiyou (蚩尤), juga mitos tentang tangga Langit, pilar yang menopang angkasa, burung berkaki tiga yang membawa matahari dan banyak kisah lainnya. Kisah disajikan secara terpenggal atau lengkap. Misalkan pertempuran antara Huangdi dan Chiyou.
Dikisahkan Chiyou membuat senjata dan menyerang Huangdi. Kemudian, Huangdi memerintahkan Yinglong untuk meluncurkan serangan melawannya di rimba belantara dari Zhongyuan. Yinglong memulai dengan menampung semua air. Chiyou meminta Fengbo (Dewa Angin) dan Yu Shi (Dewa Hujan) untuk melepaskan hujan deras. Kemudian Huangdi meminta putrinya , Dewi Ba untuk meredakan hujan sampai berhenti sekaligus membunuh Chiyou.

Kisah ini tercatat secara ringkas namun lengkap. Kisah lainnya seperti bagaimana burung dewata Jingwei mengisi lautan, pahlawan Kuafu mengejar matahari dan bagaimana para pahlawan kultural seperti Gun dan Yu mencoba meredakan banjir besar juga ditulis dengan lengkap. Dengan alasa
n ini , sangat sulit untuk setuju dengan argumen yang mengatakan bahwa narasi dari Mitos Tiongkok itu lemah.

web.budaya-tionghoa.net